22.5.12

The Lovely Retro Cappuccino Day

Senin, 21 Mei 2012

Antara bosan dan malas saya memaksakan diri untuk keluar dari sarang lapuk. Mengajak seorang teman, mungkin bisa saya panggil adik. Kembali mengunjungi Cafe Mang Ucup di pukul 14.00. Entah aura apa yang membuat cafe itu ingin saya singgahi berlanjut.

Tiba di tempat, saya segera memesan Moccacino Ice, sedangkan si adik memesan Cappucino Ice. Sembari menunggu, saya tidak akan menyiakan 550D. Langsung saya ambil beberapa momen gambar dengan adik sebagai sang putri yang bersiap dicumbu tuan lensa fix 50mm.

Daydream, Am I?

Tidak lupa saya selalu menyempatkan kopi sebagai sahabat si 550D. Selain kopi, saya juga senang jika melihat abu dan asap menjadi beku ketika 550D menangkap mereka. Saya merasa obejek-objek tersebut lebih anggun daripada kumpulan prostitusi yang menari telanjang.

Cappuccino Ice always being her Boyfriend
The Cigarette Making Love with My Friend
The Smoke won't Kill My Work
Ada satu objek yang paling sangat saya suka pada saat bersantai sore itu. Saya (sengaja) mengambil kacamata Ibu. Kacamata dengan penuh debu dan bernilai waktu era 80'an. Memang, aroma retro yang saya lihat sangat berbekas pada kacamata tersebut. Vintage tidak pernah pudar sepertinya and that's the one of all my reason, why i love classic!

Retro 80's Eyeglasses
 Menengok jarum jam yang terus berlari ternyata waktu sudah menunjuk angka 4. Sungguh sore di waktu itu sangat cerah. Langit sedang tidak malu menampakkan warna biru mudanya pada hari itu. Awan pun mungkin sedang tidak berani menutupi langit yang sedang tersenyum pada semesta..

Seeing The Sky
She Don't Need a Friend. Cappuccino is Her Boyfriend!
Kissing a Cappuccino
  
3 hal yang saya suka saat hari itu. Kopi, kacamata dan sore. Sangat membuat si 550D merasa terdukung untuk terus semangat menangkap objek-objek manis. Saya merasa pada saat itu 550D lebih gagah daripada biasanya.

I give a lovely name for Mrs. Monday: 'Retro Cappuccino Day'  |  V E R T

20.5.12

Temu Rindu, Dua Novi

Jumat, 18 Mei 2012

Kurang lebih pukul 16.30 dengan cuaca mendung yang menyelimuti hari itu, masih dalam perjalanan Bandung menuju Garut, saya segera menyusul kedua teman puber saya. Mereka sudah menunggu di salah satu cafe langganan kami bersama dengan label Cafe Mang Ucup.

Novi Sri Wahyuni & Novi Winda Monika
Kami memang rencana akan bertemu, bercuap, berceloteh dan membuat momen hangat bersama. Mungkin hanya waktu ini yang mampu berkesempatan agar kita saling berpeluk dengan ucapan rindu dan bertatap rupa karena kedua Novi ini sama-sama memiliki kesibukan yang lebih sibuk nampaknya dari saya.

Pukul 17.00 sesampainya di TKP, meluncur tanpa basa-basi ber-bla-bla-bla, kambuhlah penyakit fotogenic kami. Sebenarnya soal dipotret saya tidak berhasrat lagi. Lebih senang memotret lebih tepatnya kini.

Mungkin 15 menit lamanya kami menghabiskan waktu untuk ditangkap lensa kamera bersama. Saya hanya memotret si cappucino panas dan si manis panekuk coklat. Sisanya mereka meluapkan narsisme mereka dengan teman lain bernama instagram dari planet bernama android.

My Sweety Choco Cream Pancake

The Cappucino with The Quote on The Glass
Kebiasaan perempuan ya berlama-lama dengan mengeluarkan kalimat-kalimat dari media indera pengucap. Tapi di hari itu, kebiasaan perempuan umum tidak terjadi. Malam yang membuat orang tua sama-sama harus membatasi kami. Namun, sebelum beranjak kami berniat untuk ditangkap lagi oleh sang tuan lensa. Untungnya ada waiter baik yang bersedia memotret dengan sahabat saya, si 550D.


Hmm, chubby sekali si perempuan cupu yang berposisi di tengah itu, tapi untungnya ada satu foto yang mampu diselamatkan. Fotonya tidak terlalu menawan tapi objek yang berada dalam foto tersebut mampu memancing pria-pria tampan. #eh 


Hahaha. Tidak, tidak, tidak! Maafkan saya Tuan Abu, tapi tidak ada salahnya kan jika si Nona Hijau ini memang laku? :D

Ya, ya, ya. Hanya tiga jam saja kami bertemu rindu. Lembar-lembar lukisan di atas itu akan membuat kami semakin rindu.

Semoga waktu berkesempatan kembali. | V E R T

13.5.12

Lembaran dan Kepingan

Lembaran dan kepingan memperbudak para ciptaan. Haus akan tahta dengan dogma sebagai alat penutup muka. Tak pernah puas meraja. Persamaan dengan para budaknya yang selalu tidak pernah puas untuk berpuas ria.

Berputar-putar. Terkadang menjadi antonim dan menjadi mata-mata perantara untukpasukan kapitalis. Menghidup menjadi sebuah janin egosentris. Transisi evolusi sentuh beranak-pinak fasis.

Lembaran dan Kepingan ialah pembunuh
Keji dan kejam merajam jalur otak para kelam.

Lembaran dan Kepingan ialah penyelamat
Terkadang menukarkan kelusuhan dalam balutan kumuh.

Lembaran dan Kepingan ialah penghibur
Mencoba mengubur rasa kabur. Perlahan namun sesaat.

Lembaran dan Kepingan ialah pembaur
Meyatukan mereka yang merasa sempurna

Ingin menjadi hedonis naturalis. Memancing mereka datang bukan berlari hingga lelah lalu berlutut memelas. Semoga mampu.

Tak perlu bakat yang memumpuni. Tak perlu menjadi individualis sistematis. Berbaur dengan cara menjadi penghibur yang beri sekitar nilai, hingga diri merasa bernilai. Bahkan lebih tak terhingga dari Lembaran dan Kepingan. Amin.

Mengapa harus mencari jika mampu buat mereka menghampiri? |  V E R T

4.5.12

INGIN

Sempat tertutup dengan kemampuan pola pikir yang seadanya tanpa berusaha mencoba dibuka. Terlebih karena bakat pemalas alami membuat semua menjadi monoton. Masalah dan masalah yang beruntun berperang dengan diri buat sendiri menjadi lumpuh. Bahkan muak untuk menguak.

Seorang pengkhayal yang seperti menampakan dirinya sekarang pada kalian adalah seorang yang mempunyai cita-cita, namun belum cukup menabung materi. Wawasan yang seimbang, relasi yang kaya raya dan perubahan attitude yang ramah adalah yang sedang dianakpinakan hari ini demi nanti.

Tidak berharap menjadi yang besar. Sebaiknya dapat membantu mereka agar menjadi besar. Itu sudah cukup tanpa harus dilebihkan dan dikurangkan. Hanya ingin berbuat baik dengan apresiasi estetik tidak ada salahnya. Menabung kekuatan dari kini, perlahan, kecil namun dipastikan untuk pasti. Semoga terjadi kelak hingga mampu menjadi mutlak.

Open minded. V E R T