26.2.13

Bias Fisika - Sastra

Sembari angkat tangan ialah bukan penanda menyerah yang sedang tersenyum dalam lingkup bipolar hingga semalam terus berteman dengan Tolol. Kicauan laut menutup yang dibias oleh cahaya, kata dan asa. Liarnya bergelembong namun bukan ombak dalam riasan cahaya kaca-kaca bening cair, saya berprosa. Hanya seniman fisika yang mampu mengolah rumus-rumus etalase seolah kamuflase.


Securah paragraf, 

Seniman Fisika Sastra 
dari antariksa 
untuk pelaku semesta.
 V E R T

Aqua Pastel

Semesta membelah tangannya. Menggenggam yang tak perlu dijadikan dan terjadi. Jika sekeliling alat lukisnya hanya sepercik tinta dan cat warna serupa setengah rupa. Sampai-sampai rotasi berbalik dalam labirin super berkumis segi empat. Melipat sembari terkaku mengumpat hingga ceceran mayat-mayat dilayat para penyayat.

Bilamana monokrom dalam putaran kaya raya penuh biasan cahaya timur dan jingga barat, sampai biru berbusa memunculkan kerikilan pastel coklat. Aura asin sebutan puji-puji baginya. Sebagai sebagian bahwa dia berdesis dan mendesir. Atas nama Tuan Lembayung maka jadilah yang dijadikan sebagai duyung yang mendayung didekap ungu layung.

Ketika berdiri mendengar lagu dari Nona Berlian, visualisasi ekstasi berevolusi sebuah Aqua dan Sephia. Namun setelah terjamah dengan diterjemahkan ludahan nanah prosa, disketsakan sebuah estetik Biru, eksotik Pastel, merona Jambu dan satulah kepingan-kepingan bebatuan berpanel.

Hai lanskap pesisir
Siksalah dua insan bertafsir kashmir
Dari busa hingga sentosa
Telanjang raga, dua jiwa menuju semesta

V E R T

10.2.13

Apa

Bingung menuliskan apa. Lupa yang akan ditulis apa. Ini artinya tidak berupa kata-kata belaka. Sepertinya akan terlahir konspirasi perkumpulan anak-anak kalimat dari hutan hujan sastra belantara.

Kata lupa. Kata apa.

1.2.13

No. 5

Bisa dikatakan adalah seorang Hijau yang dipupuk dalam bumi. Menetas saat semua bertepuk tangan karena seduhan rindang dirinya yang teduh. Seiring embunnya mengembunkan jantung, maa semesta berseri.

Bisa disebutkan pula wanita dalam era monokrom yang membuat sebuah gebrakan gerbang idealis dengan kisah ironis. Dulu sistematis berkata wanita hanya perlu mengangkakng, maka dengan rajutan kain-kain lusuh dia buat wanita mampu berjalan kekar.

Bisa disenangi untuk berselancar di galaksi-inter sebagai imaji. Di tiap 10 malam dia bereinkarnasi. Telusuri jagat raya, perkosa hati dicumbu antariksa. Masih dengan misi bertemu Pohon Galaksi. Inginnya perkosa kata, senggama prosa hingga bersetubuh sastra di lanskap angkasa.

Tertanda,
Nomor Lima


V E R T