29.2.16

Kurung

Brian Crain - A Light in The Window

Pernah menolak untuk memanusiakan seekor domba. Hanya nikmat merantai saja. Mengikat terlalu dan sangat erat. Entah bagaimana caranya domba itu kuat bertahan. Meski akhirnya lembar isi hariannya pelan-pelan termakan ilalang. Sampai jadinya fosil karang. 

Kali ini bukan Raja yang menegur untuk memerintahkan kami berkubang dalam kenangan. Betelgeuse merelakan dirinya menyumbangkan sepatah kalimat. Mungkin akan berbentuk ceramah malam. Tapi sebenarnya penjahat biarlah tetap mencicip pisau. Daripada harus meniduri kebaikan dan menimang tulus. Sukar dipercaya, sukar mempercaya. Maunya enyah saja. Percuma.

Betelgeuse selalu kokoh. Dalam ujian kali ini, dia muncul di sore cerah. Sembari menggembala ke tiap jendela rumah, dia hanya berulah dengan bijak sesuai bersama masalah para serigala itu. Ada satu serigala yang kaca jendelanya hanya terbuka setengah. Bersamaan dengan jumlah sedikitnya senyum karena biru langit penuh muda saat itu, ia menyapa Betelgeuse.

"Bila kamu mencintai domba, bebaskanlah dia. Namun, bila kamu mengintainya dari awal, dia memang benar bukan milikmu."

Begitulah cara sapa Betelgeuse pada satu serigala unik itu. Balasan tawa serigala hanya dengan cara berdiam dibalik setengah kaca jendela yang terbuka. Menyadari haruskah dia tetap diam atau membuka sisa setengah jendelanya?


18.2.16

Jendela (2)

 Tom Day - Going Home

Ya, aroma jeruk dan menthol Marlboro. Samar namun penuhi merah muda. Saat itu masih ada potongan dua bulir oranye. Satunya mengira bahwa kesepian hanyalah milik sendiri, ternyata beberapa pun memiliki.

Abu-abu penuhi debu untuk beberapa ingatan yang pernah dibakar. Semua tetap terlihat dua, tapi satu pernah berkata, 

"Ada kalanya yang tidak terlihat itu mungkin lebih luar biasa."


Beberapa saat lalu, ketika kecepatan cahaya mengalahkan kecepatan Pencipta untuk berkedip melihat para robotnya, kulakukan sedikit penjelajahan kembali untuk mencicip rasa hidup. Tidak disangka, penuh dengan kesengajaan, jendela yang dulu bercerita akan tujuan kita masing-masing, kini kutemui lagi. 

Ada haru, tanpa lebam membiru. Aku sedikit lebih jauh untuk mengingat yang terlupa. Apakah fungsi jendela? Untuk menyembunyikan atau memperlihatkan?

...atau, keduanya?

1.2.16

Berdiri

 Koji Kondo - Serenade of Water


Terkurung dalam pekat hitam. Terbawa ramainya riuh bayang gema. Tak mampu atau tak mau mengukir tangga-tangga cita. Berusaha pun hanya diam dan mati dalam kubang lubang supernova. Merasa renyah sesudahnya. Maka, diteruskanlah, setelahnya.

Helaan udara terhembus. Lesunya makin melemah. Sukar berkata, tak ingin berusaha. Kemarin, saat ini, dan mungkin nanti akan tetap menikmati. kebangkaian ini.

Jantung bergemuruh hingga pesatnya meluncurkan merah muda yang melempar rasa. Diri menikmati sapaan sendiri. Tanpa pacuan apapun, atau picuan dari manapun. Tahunya, kesendirian yang membangkitkan hidup dari matinya sendiri. Sendiri.

"Tidak takut untuk takut pada ketakutan-ketakutan..."

Gumaman itu  melanjutkan langkah-langkah bekunya. Meremukan bangunan-bangunan keputusasaan.

"...dengan sendiri, hijau akan tumbuh lagi..."

Hanya perjalanan yang perlu dijalani. Selanjutnya, menyaring yang perlu dilahap untuk logika dan raga, hingga temukan ukiran-ukiran untuk dilukiskan.