10.1.17

SENANDIKA

 きのこ帝国 - Flower Girl

Sang Raja ialah stagnansi. Sang Ratu ialah pencibir bibir. Semua menghasilkan figura. Bersama berlomba agar dianggap kurang lebih sama. Sama akan pembedaan diri berbenih respektasi. Mengatasnamakan kemanusiaan berujung haus keakuan.

Beberapa ucap berlontar bahwa jika tak bergerak maka bangkai lekas hampiri. Namun, diri ini di sini menikmati datar dan jemu. Tetap memegang teguh atas apa yang perlu dinikmati saat ini hingga kelak capai sumbu semu. Salah satunya stagnansi tai kucing saat ini yang candu.



Firdaus ialah kesendirian yang sembari mendoakan kau, kalian, dan mereka diam-diam. Anggap saja gila jika senandikaku selalu dengan aku (lagi).

4.1.17

DOR!



Menegak di tengah distraksi pasukan semut. Berpeluh akan keluh tak berujung. Menikmati pembudakan duniawi. Sarkasme akan distorsi kastrasi tak berujung matang maupun kenyang. Lemah akan lanskap-lanskap opini mutlak nan basi. Tahu diri, tak ingin 'tuk seolah mumpuni. 

Jeniusnya tanya tentang jiwa. Tidak pikir bahwa raga kuat adanya. Cepatnya cahaya membiaskan kemunafikan para humanis penjunjung tinggi akan tingginya kecanggihan para mayor yang bertegap gagah. Tegaknya sama dengan keteguhan untuk menghancurkan kemanusiaan. Menghunuskan lembar-lembar materi untuk meracuni. 

Setelah ini berharap kalian segera runtuh. Mati tak diterima semesta. Rapuh sampai kelamin kalian melepuh. Mati pun tak diberi peti nan megah.



3.1.17

EUNOIA

 Summer in Vienna - Have a Nice Day

Kapan terakhir berpikir indah dan acuh pada anggapan-anggapan mutlak para diktator?
Kapan terakhir berpikir tenang tanpa memikirkan bahwa pemikiran manusia kebenarannya hanya bersifat nisbi?
Kapan terakhir rasa dan rasio berpeluk tanpa berperang selalu?




Kapan terakhir bahagia?

2.1.17

SEPOI

 Mondo Gascaro - Lamun Ombak (feat. Aprilia Apsari)


Terpejam melamun sesat. Tertuju pada ketidak bergeraknya diri. Menikmati diam dalam kebahagiaan duniawi. Disepoi nyiur yang siap menghempas kematian dini. Mungkin dengan mati, metafisika tak perlu diopinikan lagi. Manusia pun tak perlu repot menyombongkan kemanusiaannya pada manusia lain. Tak perlu juga memikirkan akan pengakuan bahwa manusia itu hidup bertanda kutip atau mati dalam tanda kurung.

Ah, terlalu jauh lamunan ini bersemilir dan berpeluk dengan udara. Kantuk mulai menyapa, tak segan ajak bercinta. Tak lupa keberadaan tanda tanya dibaliknya. Sebelumnya bertanya pada Aku,

"Kamu memegang teguh nikmat di antara lanskap indah di sini dan stagnansi tai kucing saat ini. Sudahkah menikmati kebosanan ini?"

1.1.17

MEKAR

 Danilla - Terpaut oleh Waktu

Terbangun diri memekar
Tetap remang yang kekar
Dan datar tertawa berkelakar

Batin membuka diri
Sadar berjarak dengan mentari
Masih ingin gantungkan diri
Berlabuh pada seuntai tali

Bersajak pun tetap ringkih,
Anak kalimatnya menyepi,
Belantara prosa lenyap pun mati

Sejenak hampiri lagi abu-abu
Dahulu setengah-setangah berbuah resah
Tampar diri kini menjadi baru
Harapnya selalu berakhir desah