26.2.13

Aqua Pastel

Semesta membelah tangannya. Menggenggam yang tak perlu dijadikan dan terjadi. Jika sekeliling alat lukisnya hanya sepercik tinta dan cat warna serupa setengah rupa. Sampai-sampai rotasi berbalik dalam labirin super berkumis segi empat. Melipat sembari terkaku mengumpat hingga ceceran mayat-mayat dilayat para penyayat.

Bilamana monokrom dalam putaran kaya raya penuh biasan cahaya timur dan jingga barat, sampai biru berbusa memunculkan kerikilan pastel coklat. Aura asin sebutan puji-puji baginya. Sebagai sebagian bahwa dia berdesis dan mendesir. Atas nama Tuan Lembayung maka jadilah yang dijadikan sebagai duyung yang mendayung didekap ungu layung.

Ketika berdiri mendengar lagu dari Nona Berlian, visualisasi ekstasi berevolusi sebuah Aqua dan Sephia. Namun setelah terjamah dengan diterjemahkan ludahan nanah prosa, disketsakan sebuah estetik Biru, eksotik Pastel, merona Jambu dan satulah kepingan-kepingan bebatuan berpanel.

Hai lanskap pesisir
Siksalah dua insan bertafsir kashmir
Dari busa hingga sentosa
Telanjang raga, dua jiwa menuju semesta

V E R T

No comments:

Post a Comment