31.3.12

Ruang Tutup

Dia sedang menggelengkan kepala, tanda tak mampu berucap. Lanskap di luar sana sedang berkelahi melawan keluhnya makhluk-makhluk bertengger dengan kelabu hari. Bertanya berulang kali apa yang harus terlaksana dan apa yang harus dilaksanakan. Menumbuhkan aliran menjadi alur tak beratur.

Berguling ke sudut gelap dan redup. Bertanda hingga menunjukkan dirinya dalam siklus kebingungan semesta. Malam bukan meniduri. Hanya hujan yang memperkosa hati. Sungguh itu menyakiti. Bahkan bulan dan alam tidak mampu memperwujud indah untuknya. Maka, ini masa dia berkeluh. Berpanah emosi hingga berbenih darah depresi.

Koma sampai pada titik dimana rasa tak ingin sadarkan diri. Mungkin biar masa ini menggelutinya dan bagian kegelapan lainnya. Malam, hujan beserta buah-buah api menjadi kelompok tunggal pada sudut hati. Menggegerkan diri bahwa mereka yang sedang menguasai. Menghalangi, sehingga dirinya tak dapat mengelak untuk pergi.

"Ruangan ini adalah neraka. Terima kasih remang."
| V E R T

26.3.12

Sajak Nada

Terbiasa menyampaikan dengan gema
Bersua dengan tarian petikan irama
Dentumannya hanyutkan jiwa menuju surga
Tertatih melewati jeritan tangga nada

Lantunan bisikan itu melelapkan semesta
Hingga sebagai objeknya aku menutup mata
Harap ini sementara dengan sedikit masa
Hela udara dan berkata ini hapus sudah cita-cita

Alam melahirkan gema berdansa dengan irama
Dentuman bersama harmoni bercanda ria
Terbangun akhirnya terasa dia bernada
Berucap nyanyian romansa darinya untuk selamanya

Musik Abu & Lirik Hijau pasti (semoga) berjodoh untuk bersama berkarya. | V E R T

25.3.12

Musim Semi Si Kerudung Hitam

Duduk mendekat pada batangan kayu, perbudakan dari jendela. Berembun tanda pagi sedang berkeringat dingin. Kerudung hitam itu menutup helaian rambut panjangnya. Malu-malu pada mentari yang sudah menyapanya dengan oranye muda.

Berbalik dari dalam kerudungnya, kornea itu menuju pada sang anggrek. Seolah membukanya pada masa dimana indahnya musim dingin lalu. Dikirimnya oleh seorang yang tersayang, namun masa-masa itu haruslah terhapus oleh nanar. Menyebabkan si kerudung hitam cacat, tak memiliki organ di dalam kehidupanya yang dia miliki satu-satunya.

Benaknya berkata, "Ah... Itu hanya musim dingin yang lalu. Aurora tidak bertampak buat aku muak dan berkabar retak pada sekitar."

Kesendirian kini hanya ditemani musim semi bersama lantunan balok not lusuh. Karya-karya berharmoni sendu adalah anaknya. Berharap dulu dapat terapresiasi pada dunia.

Tersesal lalu berair. Sesak lalu menunduk. Rapuh lalu menutup. Lelah lalu menghilang.

"Sayang, aku sudah mati..." | V E R T

18.3.12

LUCIFER

Menamakan superior di atas dunia. Segalanya mengatasnamakan akan menjadi miliknya. Turun ke bumi mencari mangsa yang terbuang. Tanpa berkaca, sesungguhnya dirinya lah objek terbuang,.

Egosentrik sebagai ciri, skeptisasi sebagai tanda, apatisme sebagai pengenal dan tak perlu ada tanda tanya. Itulah sebenarnya. Perlukah hancurkan atau sisakan?

Dirinya membuang apa yang dimiliki yang terbuang hingga semua habis dibuang. Terbahak dirinya, maka kuasa sudah ada didapatnya. Derita atau gulana bagi sisi yang terbawah? Lebih dari itu, hingga sekitar membuyar.

Siapa kamu? Ya, kamu! Kamu penghancur, penghasut, penipu dan sebenarnya peragu. Penyiksa mereka dan sekitarnya. Perlahan namun membangkaikan. Surga sebagai topeng, neraka sebagai drama. Sangat takjub!

Percaya, Dia ada, maka tunggulah putaran roda. Biarkan mengalir seadanya, hingga pasti saatnya kamu mati tak berada. Lalu, saya akan berdoa, meminta izin untuk tertawa.

"You are a Lucifer and I have to kill you." | V E R T

14.3.12

Siklus Semesta

By Anugrah Galih Garliaji
Terkadang dan terkadang. Merasa suci dalam suatu masa tertentu. Indah, kokoh, tawa, lari, terbang, jingkrak, tersenyum kepada alam, merah muda romansa dan akhirnya merasa lebih hidup.

Terkadang dan kembali terkadang. Berperasa ketika dalam sudut layu. Gugur pada sebab beban terberat. Kelam bermanis hitam. Lalu tenggelam sampai tak mampu bersemayam dalam janin dunia.

Kamu, mereka, bahkan kita, ada dalam kesinambungan dua. Terkadang dan selalu terkadang. Entah sulit, entah mudah. Sulit mempertahankan, mudah diruntuhkan. Pengibaratan seperti roda bahkan layaknya tiba-tiba membunuh dada. Siklus hitam dan putih itu buat sendiri untuk terkadang menengadah dan menunduk.

Sepertinya hanya dapat atau mungkin pasti mampu menyingkapi, apa yang sudah dan belum tersingkap. Berjalan dan belajar hingga selalnjutnya menanti yang akan disingkap.

Selalu dengan dogma, dan pasti berkata semoga. | V E R T

12.3.12

Compatibility On Last.Fm

Pertanyaan awalan di paragraf ini adalah 'Low - Medium - High - Super High = Penting?'. Saya rasa last fm adalah jejaring sosial untuk saling sharing musik yang disuka. Bukan ajang penyamaan compatibility.

Saya di sini bukan nyolot atau semacamnya, hanya menyayangkan.Menyayangkan bagi mereka yang memiliki akun last fm hanya untuk ajang penyamaan compatibility. Bagi mereka yang sudah mengerti & menyenangi musik meskipun 'newbie' di last fm, nampaknya kurang peduli dengan compatibility.

Itu menurut pandangan saya dan sudah meninjau sendiri, tapi mungkin beberapa pandangan pasti ada yang berbeda juga. Mungkin di satu sisi, saya pun harus menghargai 'newbie' yang mengikuti 'mainstream' last fm.

Kadang saya merasa 'ngenes' juga pada 'newbie' yang kesal gara-gara mungkin pandangan saya terlalu 'minoritas/independent' pada istilah perbandingan compatibility. Dan di posisi itu pun saya harus memaklumi pada kalangan mayoritas yang 'mainstream' akan masalah compatibility.

Memaklumi dan sebaiknya meremove. Itu pilihan saya, jika sudah annoying. Yah, intinya sih permasalahan perbedaan pendapat selalu menjadi topik utama dalam permasalahan jejaring sosial. Semoga dengan adanya hal tersebut, pandangan kita bisa lebih luas akan pemakaian jejaring sosial, terutama media sosial seperti lastfm.

Ini salah satu pendapat dari beberapa teman last.fm saya :)

"Justru makin low makin menarik, \m/ Dengan menjadi low, kemungkinan denger musik baru jadi gede dengan mencuri librarynya :p " - Rio Wijaya

"Peduli amat soal compatibility toh selera musik orang beda-beda, that's why kita bisa sharing tentang selera musik masing-masing :) " - Fadhillah Dzikri

"Sometimes you don't listen to music, you just want to label yourself as this or that... "
- Mohamad Sigit

"Lagian apalah gunanya socnet kalo bukan buat sharing yang tadinya perbedaan jadi kesamaan?" - Rizky Nanda

10.3.12

PEREMPUAN & KISAH CHANEL

Saya sering beropini, perempuan itu 'rumit'. Amat sangat. Kenapa? Karena saya perempuan, dan 'perasa'. Contoh kecil namun mendunia, kita lihat dari aspek masalah fashion & style. Perempuan manapun amat sangat mementingkan aspek tersebut.

Terbesit pikiran: "Mengapa perempuan harus terlalu mementingkan penampilan?" ; "Mengapa perempuan terlalu banyak mengoceh tentang gaya perempuan lain?" Sehingga pertanyaan tersebut, mayoritas menjadi topik masalah.

Lalu, saya sempat mengeluh, "Bisakah perempuan berpandangan memakai logika? Bukan sekedar intuisi belaka? Apa mungkin itu adalah kodrat perempuan yang memang lemah dalam pemakaian logika?" Jawaban saya: Entah, tapi pasti mampu..

Saya akan mengambil tokoh perempuan di era awal 1900'an dalam aspek fashion. Mungkin dapat membantu semua perempuan yang membaca ini agar lebih 'bangun'. Saya ambil saja tokoh perempuan yang saya inspirasikan, yaitu Gabrielle Bonheur Chanel atau Coco Chanel.

Berawal karena sekedar membantu ibunya, dia menjadi pintar dalam bidang jahit-menjahit baju saat masih kecil. Terlatih tanpa kesengajaan, akhirnya dia memiliki bakat dalam bidang tersebut.

Saat remaja Chanel mengeksekusi kemampuan jahitnya di salah satu toko baju berkembang di daerahnya tersebut. Tidak lama, dia mulai berpikir kembali, saatnya dia untuk lebih mengembangkan kemampuannya menjadi lebih 'independent'. Dia mulai buat beberapa topi dengan bahan yang sangat berbeda dari produk topi perempuan lain.

Setelah banyak wanita bangsawan yang tertarik dengan topinya tersebut, kekasih Chanel, memberikan modal untuk membuat sebuah toko di tengah kota. Maju pesat penjualan yang dihasilkan, dia membuat dan menjual baju bagi wanita.

Lalu, pada sekitar tahun 1910-an Chanel pindah membuat sebuah toko di dekat kota Paris. Namun saat era tersebut, kota Paris sedang tidak kondusif karena sedang terjadi perang dunia. Toko Chanel pun ditutup sementara dan disitu pun dia berkontribusi membuat baju untuk mereka yang ikut di medan perang.

Saat itu, dia menyadari, begitu banyaknya perbedaan pemakaian baju & bahan antara kalangan bangsawan & pekerja. Dengan modal 'tidak peduli', sebelum mengeksekusi inovasinya tersebut, Chanel mengenakan kaos & celana pekerja buruh ke pantai. Chanel merasa nyaman dengan baju yang dia kenakan itu.

Bertambah dengan modal percaya diri, dia akhirnya membuat sebuah inovasi. Lalu dengan inovasi barunya, dia mulai membuat baju perempuan untuk kalangan bangsawan dengan bahan kain dari baju pekerja buruh yang berbahan tipis.

Saat itu ada pasangan bangsawan, datang, mencoba memakai hasil inovasi Chanel. Bangsawan itu merasa nyaman dengan inovasinya tersebut, namun suami sang bangsawan itu menolak keras pemakaian bahan baju itu pada istrinya. Akhirnya, disinilah ideologi dia muncul. Mengapa pada era itu, perempuan/wanita bergaya hanya karena untuk mengabdi pada lelakinya?

Chanel akhirnya sangat berambisi, bagaimana caranya agar semua perempuan bisa lebih berekspresi tanpa harus terkekang oleh laki-laki. Lalu lahir pula sebuah pemikiran dimana dia baru menyadari, hampir semua perempuan dan wanita pada era tersebut tidak ada yang mengenakan celana sebagai gaya sehari-hari..Dia menjadi teringat dengan pengalamannya saat menunggang kuda memakai gaun, dan itu sangat rumit.

Akhirnya, Chanel memutuskan membuat celana panjang untuk perempuan. Respon positif dan negatif banyak terlontar dari kaum lelaki pada era tersebut, ketika perempuan banyak memakai celana panjang. Sukses pada masanya, dia secara bertahap, berhasil membuat seluruh perempuan di dunia mampu bergaya untuk diri mereka sendiri.

Coco Chanel telah berhasil dengan modal berani, edukasi dan 'logika'. Dia dapat mengubah dunia perempuan dalam kekangan dunia lelaki di masanya. Pertanyaan selanjutnya, mampukah perempuan di masa kini mencontoh serta mengeksekusi kemampuan mereka untuk dunia, seperti Coco Chanel dan tokoh perempuan lainnya? Jawaban saya: Semoga.

Kenapa tidak? Toh sebenarnya perempuan pun mampu memakai logika mereka untuk beberapa hal. Namun, terkadang saya menyayangkan perempuan masa kini yang kurang produktif memakai logika dan kurang ekspresif menggunakan kemampuan yang mereka miliki sendiri, termasuk saya.

Harapan ke depan, semoga perempuan di mana pun dapat lebih mampu berani untuk produktif, baik di masa muda mereka sekarang maupun nanti hingga mereka pada masanya menjadi baya dan stabil dalam memakai logika dan emosinya untuk semua hal positif. Harapan tersebut berlaku untuk saya sendiri, anda, dia, mereka, sekitar dan untuk seluruh perempuan sejagat raya. Amiin :)

Mayoritas perempuan masa kini, memakai emosi sebagai penyerangan.
Mayoritas perempuan masa lalu, memakai rasa 'mengalah' sebagai pertahanan.
Minoritas perempuan masa kini, memakai edukasi sebagai pertahanan
Minoritas perempuan masa lalu, memakai edukasi sebagai penyerangan.


"Originalitas tentang keluhan saya dan pendapat saya pada dunia untuk mereka yang merah muda. Semoga berguna untuk masanya." | VERT

6.3.12

MELODI

Senandung itu menyapa dan irama meludah, menjilat jiwa raga. Sayup-sayupnya merambah. Selanjutnya indera penangkap suara menyambut sehangatnya lantunan surgawi tersebut.

Saya lelap di bawah hijau semesta. Bermimpi seindahnya, hingga Pencipta memeberi tangga, lalu bertanya "Kapan saya bersalam dengan firdaus, Tuan?"

Pencipta tersenyum, layaknya Yusuf yang berjuang dengan tampannya. Penuh cinta dan kasih untuk segala hawa. Di sini, terletaklah sebuah ajai-keajaiban lahir.

Yakin? Ya, sejenis itu menyebutnya. Semacam percaya akan penopang bahwa sebagai makhluk, saya, kamu, dia, mereka dan sekitar sendiri. Kembali diberikan keinginan untuk memilih.

Bernama melodi, seperti jalan yang sudah terkomposisi menjadi sebuah not. Notlah yang dibuat untuk menjadi bunda harmoni. Melayangkan semua dengan sutranya balok awan.

Melodi melambaikan layaknya jalan. Menganakkan not agar terasuh, teratur dan melanturkan hidup agar lebih pelangi. Cantik sekanvas Finci untuk Lisa.

Ini hanya sketsa, selanjutnya semoga berwarna. Ini hanya tanda, semoga selanjutnya bernada. | V E R T