6.3.12

MELODI

Senandung itu menyapa dan irama meludah, menjilat jiwa raga. Sayup-sayupnya merambah. Selanjutnya indera penangkap suara menyambut sehangatnya lantunan surgawi tersebut.

Saya lelap di bawah hijau semesta. Bermimpi seindahnya, hingga Pencipta memeberi tangga, lalu bertanya "Kapan saya bersalam dengan firdaus, Tuan?"

Pencipta tersenyum, layaknya Yusuf yang berjuang dengan tampannya. Penuh cinta dan kasih untuk segala hawa. Di sini, terletaklah sebuah ajai-keajaiban lahir.

Yakin? Ya, sejenis itu menyebutnya. Semacam percaya akan penopang bahwa sebagai makhluk, saya, kamu, dia, mereka dan sekitar sendiri. Kembali diberikan keinginan untuk memilih.

Bernama melodi, seperti jalan yang sudah terkomposisi menjadi sebuah not. Notlah yang dibuat untuk menjadi bunda harmoni. Melayangkan semua dengan sutranya balok awan.

Melodi melambaikan layaknya jalan. Menganakkan not agar terasuh, teratur dan melanturkan hidup agar lebih pelangi. Cantik sekanvas Finci untuk Lisa.

Ini hanya sketsa, selanjutnya semoga berwarna. Ini hanya tanda, semoga selanjutnya bernada. | V E R T

No comments:

Post a Comment