28.2.14

Mati

Ada kabut di ruang gelap menyambut patahan sayap bersatu kembali menuju pahatan tanah.
Siapalah aku yang berdusta di balik kalap ini. Seekor rayap perakus alam pun tak jauh lebih baik dariku. Dia tahu aku yang akan lekas dia lahap saat aku bertebar di antara potongan ranting semesta yang meruam berjubah kelam. Selamat tinggal wahai para orang tua yang melahirkan. Selamat datang wahai para anak yang mendurhakakan. Selamat tinggal cahaya. Asap dibentuk lurus hanyalah teman dalam lebamku kini.

No comments:

Post a Comment