13.8.11

GELAP

Ada pojokan putih ternoda debu, maka terduduklah melenguh. Tubuh luar mengkerut. Pencipta menatap mengerut. Kapan terakhir mengeluh? Waktu ini akan dilakukan.

Di sini dingin, Sir. Tahu artinya hambar, kosong, abstrak dan tidak ada? Seperti di sini. Terhempas di pojokan lusuh dengan hati lumpuh.

Kapan aku terakhir memuji dirimu, Sir? Aku tidak mau meminta maaf, aku malu, tapi kamu tahu apa yang aku mau dan maksud.Aku tidak ingin berminta. Tapi.. di sini hampa. Hambar tidak ada rasa.

Siapa sahabatku? Rohaniku terlalu berlogika. Aku memuja siapa?Takut. Aku takut. Terlalu takut. Amat sangat takut. Tapi takut bukan sahabatku.

Tidak ada keinginan untuk berdoa, tapi harus berdoa pada siapa. Siapa yang akan mewakili? Di sini terlalu hambar.

Jariku melekat dengan lutut. Aku bertelanjang tubuh dalam pojokan putih dengan jaring kusut. Menutup mata dengan titik 3 hitam dalam kecam.

Tidak ada yang berjanji di sini. Tidak ada yang menjanjikan apa pun. Maka aku akan terus tutup, tertutup & menutup.


Hai, perkenalkan, aku gelap. Bersahabat dengan sepi. Bersejati dengan hampa. Bersetubuh dengan kosong. Inilah aku. Jangan dekati, jangan cumbui. Sesal yang akan menjadi kekasihmu nanti.

Jangan tanya, kapan aku datang. Aku selalu hadir. Jangan harap Pencipta karena aku yang akan mengharap kamu untuk bunuh diri dalam ruang lingkup hitam. Tanpa siapa pun..


Akuilah karena aku GELAP...

No comments:

Post a Comment