4.5.14

Air Seni

Semua manusia mencacinya racun pekat, mentah, dan mematikan perlahan. Namun, anakku dengan warasnya tersenyum merawat kesenianku itu. Membuangnya dengan penuh doa, usaha, harap, dan tanggung jawab. 


Aku membuang kesenian ini pada tanaman jeruk. Kelak berbuah segar. Cantik, anggun, dan oranye itu tak kalah oranye dari matahari. Kelak sendi-sendi rapuh ini terobati dengan buah jeruk. Jeruk akan temani anakku. Menuntunnya pada sebuah kebun dan rumah. Kelak (lagi) itulah penggantiku sebagai rumah dimana dia sudahi untuk tak perlu berpetualang lagi. Tak perlu lagi anakku berlari membuang tangis ke hutan atau pun luar angkasa...

No comments:

Post a Comment