Jam: "Apa yang paling kamu rindukan?"
Jam: "Bagaimana bisa?"
Jarum: "Karena aku tidak ingat bagaimana aku di saat usia 3 dan 4 tahun."
Jam: "Jadi kamu merindukan dirimu di saat usia itu?"
Jarum: "Tidak. Aku merindukan ingatanku yang telah dilempar dirimu saat aku bertemu remaja menuju dewasa."
Jam: "Ini salahku?"
Jarum: "Bukan. Ini inginku. Bersembunyi di antara tumpukan benang kusut."
Jam: "Bukankah mereka pun berperan membuat benang-benangmu itu?"
Jarum: "Iya, aku cemas. Haruskah aku menunggumu mati agar aku menjadi baik-baik saja?"
Jam: "Tidak perlu. Aku akan terus berjalan. Aku abadi. Aku tidak pernah tidur."
Jarum: "Itu yang ku takutkan."
Jam: "Jadi?"
Jarum: "Jadi, sekarang aku yang akan menakutimu."
No comments:
Post a Comment