22.4.14

Telaga ke Ujung Semesta

Sampai kapan mendung akan mengutuk bumi? Hujan berbisik bisu ditutupi manusia-manusia yang meraja. Membual kasih dalam selimut. Berpuja-puji doa, semua mengikis theis. Rindu yang diharap. Tulus yang didamba. Merona abu di pelupuk langit. Kami yang menengadah bernada lemah. Mengoyak raga, menenggelamkan asa. Begitulah kelam berdesah muram.

Ego yang menabung munafik, melongsorkan hasrat untuk membingkai hati. Diri inginnya membual kata, ujungnya menggelapkan raga. Neraka di ufuk bercengkrama. Mengumbar kata 'pergi' di atas telaga darah.

"Bersiaplah bunuh dirimu sendiri karena berusaha menjadi manusia lain."

No comments:

Post a Comment