29.2.16

Kurung

Brian Crain - A Light in The Window

Pernah menolak untuk memanusiakan seekor domba. Hanya nikmat merantai saja. Mengikat terlalu dan sangat erat. Entah bagaimana caranya domba itu kuat bertahan. Meski akhirnya lembar isi hariannya pelan-pelan termakan ilalang. Sampai jadinya fosil karang. 

Kali ini bukan Raja yang menegur untuk memerintahkan kami berkubang dalam kenangan. Betelgeuse merelakan dirinya menyumbangkan sepatah kalimat. Mungkin akan berbentuk ceramah malam. Tapi sebenarnya penjahat biarlah tetap mencicip pisau. Daripada harus meniduri kebaikan dan menimang tulus. Sukar dipercaya, sukar mempercaya. Maunya enyah saja. Percuma.

Betelgeuse selalu kokoh. Dalam ujian kali ini, dia muncul di sore cerah. Sembari menggembala ke tiap jendela rumah, dia hanya berulah dengan bijak sesuai bersama masalah para serigala itu. Ada satu serigala yang kaca jendelanya hanya terbuka setengah. Bersamaan dengan jumlah sedikitnya senyum karena biru langit penuh muda saat itu, ia menyapa Betelgeuse.

"Bila kamu mencintai domba, bebaskanlah dia. Namun, bila kamu mengintainya dari awal, dia memang benar bukan milikmu."

Begitulah cara sapa Betelgeuse pada satu serigala unik itu. Balasan tawa serigala hanya dengan cara berdiam dibalik setengah kaca jendela yang terbuka. Menyadari haruskah dia tetap diam atau membuka sisa setengah jendelanya?


No comments:

Post a Comment