24.3.13

Keju Matang Sebagi Kraker Hitam

AWALAN.
Ada yang berkata, "Saya kejukan kamu!" Ah padahal sejuk saja maknanya. Hingga balada di antara Ki dan Ta saja belum berhenti untuk menjadi pasti. Sialnya, tidak pernah mau mengerti tapi mengharuskan mengerti karena tanya masih menjadi tanda. Tidak perlu, cukup dirasa menjadi perasa.

Lalu lalang bidang ilalang belum saja menghilang dan Ka beserta Mi masih saja menghirup kraker hitam ini bersama. Sebuah rancangan visi dan misi dibentangkan dalam satu meja klasik. Berhimpunan untuk mencari simpul. Tetapi apalah munafik sampi picik mengapit sesempit kopi pahit. Dua tetap saja tidak beringin untuk tahu dan mempedulikan peduli.


Sebundar umpatan, sampai keju dan kraker sungguh memetik jambu semerah merdu, mungkin. Menyeruput manis di antara asinan renyah sampai Semoga dan Amin menjadi sarapan 24 dalam 7, harapnya lama menjadi selama. Kenyang dan sungguh cukup. Dipastikan untuk menjalani pasti namun memang belum pasti. Ah, peduli durga, Dua tak peduli nanti, hanya kini. Sebagian sebagai setengah sebagi.

Yassalam, Alif dan Gusti. Kalian meraja Antariksa, Hutan Jalang dan Samudera.
V E R T

No comments:

Post a Comment