13.9.12

Beautiful

00.30 am
Tengah malam itu saya berair. Bertanda lelah. Lelah terlalu lama berlomba dengan waktu. Waktu membuat batin saya berkeringat. Hingga dia keluar dari ujung kelopak.

..... am
Malas berbicara waktu akhirnya terisi titik saja. Benci mengapa waktu harus memburu selalu. Tak kenal ampun. Jarum-jarumnya begitu menyakiti.

Saya dan dia berbicara masalah apa yang sedang terjadi. Ini karena saya terlalu lelah karena banyaknya produksi mengeluh dalam diri. Masalah yang dialami awam banyaknya sebenarnya.

Saya sendiri banyak berkata 'tidak totalitas padaku dan mereka dan lainnya!' Hanya totalitas memuntahkan air yang tak perlu mengairi keburukan rupa ini.

"Apa yang sudah kamu lakukan selama ini?", tanyanya.
"Tidak ada."
"Apa yang kamu inginkan?"
"Menjadi cantik."
"Kau terlalu banyak berteori...", dia berkata.

Berdiri dan berdrama sama sekali kosong dan tak berbunyi. Itu yang selama ini dilakukan. Butanya, saya selama ini tertidur dan hanya bermain dalam galaksi mimpi.

"Kamu percaya di matamu ada masa depan?", bertanya kembali
"Masa depan saya ada dalam masa kini saya."
"Kamu percaya akan berubah?"
"Saya percaya perubahan selalu menemani saya kapan pun,"

Saya ingin lebih terang dan hidup luar maupun dalam. Terang dan sejuk bagi mereka yang melihat. Tidak dibunuh oleh makna pandangan umum. Hanya saja kehidupan dan persepsi sempit terkadang menjadi superior. 

Menjadi cantik? Kali ini, antonim tersebut adalah keharusan. Mengalah untuk membahagiakan kehidupan. Tidak ada yang salah dan benar. Semua berkesinambungan.

"Hidup itu keras. Hidup itu berjuang. Selaku pelaku kehidupan yang hidup, buatlah kehidupan yang selalu dan lebih hidup daripada kehidupan-kehidupan sebelumnya." - V E R T

No comments:

Post a Comment