6.11.12

Bangkai Berjalan

Lari-lari pergi dan sendiri yang berlari. Mencampakkan yang tercampakkan karena kesalahan naluri beironi picik simetri. Logis mengiris-iris irisan wawasan di luar nalar hingga mati teriris miris. Siapa yang mampu memberhentikan pelarian ini?

Sembunyi dan menguburi diri dalam elemen coklat berbubuk bangkai setengah mati. Memurungkan rupa sesayup retakan putih tulang ternoda. Menutup -yang mereka sebut- indahnya pelangi dunia. Takut dengan macam warna, macam raba dan stagnanisasi sendiri tak berarti menjalani siklus semesta di masa ini.

Bungkam dalam bungkaman yang terbungkan untuk membungkan penekanan keinginan membulam. Bermasa-masa lamanya menakuti mimpi sendiri. Merubuhkan tangga cita, memruntuh helai-helai hawa,  mematahkan sayap-sayap untuk terbang ke dalam lukisan Nebula sana.

Hampa dalam lancipnya sudut-sudut tak berirama. Logika mengalahkan nada-nada rotasi ambigram -yang sejujurnya- memang harus diterimakan dan bersiap akan adanya. Menciptakan logika sendiri, sangat diterlalukan untuk lebih sampai mencabik sendiri. Yang akhirnya sebutlah bangkai berjalan mencari secuil makna sembuh untuk berperasa akan siklus artian hidup dan kehidupan.

yakni aku, di masa itu. 
ialah kamu, di masa ini? Semoga lekas sembuh.
V E R T

No comments:

Post a Comment