Piada: "Mengapa kamu telanjang berselimut gelap Dumm?"
Dumm: "Saya takut cahaya mengulurkan tangannya untuk membuat diri menjadi normal seperti lainnya."
Piada: "Mengapa kamu memeluk benda mati?"
Dumm: "Dia tidak mematikan selayak yang kamu kira. Dia pelengkap yang sangat tahu tentang rupaku sebenarnya dibanding mereka yang hanya tahu saya adalah seorang bodoh."
Piada: "Apa yang kamu tangiskan?"
Dumm: "Malu karena diri adalah benalu. Mengasaskan emosi hingga menutup diri bagi logika dan hati. Terlalu menjadi pelaku drama sampai saya mati rasa."
Piada: "Apa saja yang kamu rasakan saat ini?"
Dumm: "Takut dan ketakutan."
Piada: "Sebutkan ketakutan yang paling menakutan dalam rasa takutmu, Dumm!"
Dumm: "Saya takut simbolik hawa meninggal. Saya takut menjadi stagnan. Saya takut bercuram merah hati yang sangat dalam."
Piada: "Kamu percaya konsistensi Pencipta dan Badut?"
Dumm: "Jelaskan."
Piada: "Pencipta menciptakan ketakutan agar kamu terlahir berani. Badut diciptakan ceria agar dia tidak terlihat lemah untuk terus menutup kesenduannya pada dunia."
Dumm: "Lalu, fungsi kamu berkata?"
Piada: "Karena aku adalah sisi di saat kamu sedang kambuh dan aku berusaha untuk selalu ikut berperan dalam proses kesembuhanmu."
Dumm: "Ada yang lainnya?"
Piada: "Mereka ada dan tidak terhitung. Terutama Dia yang sedang berdoa selalu agar kamu mampu menjadi makna laut yang tenang."
Dumm: "Haruskah saya sudahi?"
Piada: "Segera sudahi penyakitmu. Aku, Dia, mereka, dan Semesta akan selalu membantu memicu untuk kamu agar lekas sembuh."
Dumm: "Jika saya sembuh, maka saya mati."
Piada: "Maka kamu tidak akan mampu untuk memicu Dia dan mereka untuk mengerti lagi makna bertahan dalam mempertahankan yang harus dipertahankan."
Dumm: "....."
Piada: "Nikmatilah artian baik dan buruk di antara jiwa dan ragamu Dumm. Sempurna itu relatif."
Dumm: "Saya akan selalu mencoba dan berusaha jika memang rasanya saya mampu untuk melakukannya."
Piada: (Senyum)
Dumm: "Saya ingin berpetualang ke dunia bernama luar. Temani dan hibur saya jika kamu mampu."
Piada: "Mengatasnamakan Piada adalah tanggung jawabku untuk menghiburmu dan mereka. Ayo lekas bergegas Dumm!"
Terima kasih Piada dan kamu yang ingin pergi ke Pantai nan jauh adanya Jingga di sana.
V E R T
Dumm: "Saya takut cahaya mengulurkan tangannya untuk membuat diri menjadi normal seperti lainnya."
Piada: "Mengapa kamu memeluk benda mati?"
Dumm: "Dia tidak mematikan selayak yang kamu kira. Dia pelengkap yang sangat tahu tentang rupaku sebenarnya dibanding mereka yang hanya tahu saya adalah seorang bodoh."
Piada: "Apa yang kamu tangiskan?"
Dumm: "Malu karena diri adalah benalu. Mengasaskan emosi hingga menutup diri bagi logika dan hati. Terlalu menjadi pelaku drama sampai saya mati rasa."
Piada: "Apa saja yang kamu rasakan saat ini?"
Dumm: "Takut dan ketakutan."
Piada: "Sebutkan ketakutan yang paling menakutan dalam rasa takutmu, Dumm!"
Dumm: "Saya takut simbolik hawa meninggal. Saya takut menjadi stagnan. Saya takut bercuram merah hati yang sangat dalam."
Piada: "Kamu percaya konsistensi Pencipta dan Badut?"
Dumm: "Jelaskan."
Piada: "Pencipta menciptakan ketakutan agar kamu terlahir berani. Badut diciptakan ceria agar dia tidak terlihat lemah untuk terus menutup kesenduannya pada dunia."
Dumm: "Lalu, fungsi kamu berkata?"
Piada: "Karena aku adalah sisi di saat kamu sedang kambuh dan aku berusaha untuk selalu ikut berperan dalam proses kesembuhanmu."
Dumm: "Ada yang lainnya?"
Piada: "Mereka ada dan tidak terhitung. Terutama Dia yang sedang berdoa selalu agar kamu mampu menjadi makna laut yang tenang."
Dumm: "Haruskah saya sudahi?"
Piada: "Segera sudahi penyakitmu. Aku, Dia, mereka, dan Semesta akan selalu membantu memicu untuk kamu agar lekas sembuh."
Dumm: "Jika saya sembuh, maka saya mati."
Piada: "Maka kamu tidak akan mampu untuk memicu Dia dan mereka untuk mengerti lagi makna bertahan dalam mempertahankan yang harus dipertahankan."
Dumm: "....."
Piada: "Nikmatilah artian baik dan buruk di antara jiwa dan ragamu Dumm. Sempurna itu relatif."
Dumm: "Saya akan selalu mencoba dan berusaha jika memang rasanya saya mampu untuk melakukannya."
Piada: (Senyum)
Dumm: "Saya ingin berpetualang ke dunia bernama luar. Temani dan hibur saya jika kamu mampu."
Piada: "Mengatasnamakan Piada adalah tanggung jawabku untuk menghiburmu dan mereka. Ayo lekas bergegas Dumm!"
Terima kasih Piada dan kamu yang ingin pergi ke Pantai nan jauh adanya Jingga di sana.
V E R T
No comments:
Post a Comment