28.3.14

Hutan dan Salju

Setelah terbangun ada tanda tanya disekeliling Rubah. Nanar penuh naas beserta macam najisnya, dilahaplah organ-organ utuh. Berbasuhlah bir merah. Memuaskan dahaganya. Yang keluar berupa roh hanya diam menatap dingin. Tidak berselimut tebal penuh dendam. Karena dirinya tahu, menyadari akan kembali bersama bagian bumi.

Nyiur cemara yang melambai membusukan mayatnya dengan rapih. Tumpukan selimut putih seolah mensucikan bangkainya. Mematikan karma, dan menunggu gugur lahir untuk memenuhi putih menjadi warna pepaya dan gurihnya coklat basi.

Bila diizinkan lagi bermain sebelum dilahap bulir-bulir putih, roh itu ingin setia pada raganya satu. Tak ingin berketergantungan bergelantungan dengan puluhan anak supernova lain. Hingga nasib yang berkata inilah pengakhiran karena perbuatannya.

Harapan lancang sebelum dijemput ke atmosfer angkasa, roh hanya ingin diterima bumi dan percaya kunci surga disembunyikan di salah satu trilyunan bintang. Beralasan agar tetap berpetualang dan belajar bersama trilyunan kesalahan, dan pembelajaran.

No comments:

Post a Comment