25.3.14

Solitude 1

Bergumam merujuk yang menunjuk oleh tunjukan penunjuk. Sebagai salah satu arogan dan ego yang bertahta kasta, maka disiksalah kerenungan hening. Sebuah cipta yang tak maha karya. Hanya seonggok cair sisa dari keringnya pasir bergurun gugur begitulah lukis sosoknya.

Ada yang bilang mati sia-sia di dalam tumpukan kosong itu semata percuma. Tak mau peduli tanya, terjawab seru saja sampai dibiarkan bangkai membingkai nanar. Busuknya membumi jauh beraroma pesing. Di semayam antara tenggara dan barat laut. Mengufuk menuju selatan dan tak berdaya di persegi bermuda.

Rasanya remang dihempas gemangan ilalang yang menggemang. Meluluhkan kalbu berkabut debu. Mungkin saatnya tutup mata untuk semesta sudah berkesudahan waktunya. Meninggal di antara tumpuk sampah lebih berguna sepertinya. Bersatu bersama bumi, dan lahir menjadi alam kembali.

No comments:

Post a Comment