Hari Pertama
Hallo, saya berucap tanpa berizin.
Punah berkata maka baiknya bersuara.
Konstruksi kalimat berpatah menyimak yang berlihat.
Yang mendengar hanya sebuah jendela, burung dan mendung.
Hari Kedua
Selamat pagi, saya tersenyum lancip.
Mencoba mencairkan api-api beku di hati.
Menjamurkan satu yang akan kabur sebenarnya.
Mencoba apa daya tidak bertenaga dengan kalsium tak terpelihara.
Hari Ketiga
Selamat siang, saya berirama dengan bunda kuning.
Lihatlah arang yang sedikit tapi akan menjadi pasti.
Revolusi menjadi abu lembut, sembari menunggu nona angin.
Semoga akan menerbangkan pelan, lembut dan terharu menderu-deru.
Hari Keempat
Selamat sore, saya mencium aroma ilalang.
Sungai beserta rusa saling melompat berpetak umpet.
Sayang hanya sementara dramanya terjadi hingga menetes (lagi)
Baiknya melelapkan yang semestinya sebentar lagi nampaknya lenyap.
Hari Kelima
Selamat malam, saya gusar mengkelam.
Burung hantu diluar lanskap utara sana suram.
Semut hitam lelah terus menyapa yang sama kelam.
Langit, bintang, bulan menyapa dengan cibiran raungan malam.
Hari Keenam
Permisi tengah malam, saya ingin terus terbuka.
Banyak seruan tepat di angka 12 ini sampai saatnya layu.
Mempersiapkan semua yang nampaknya akan membutir-butir.
Hingga menutup kelopak ini, kamulah yang menjadi saksi saya memohon.
Hari Ketujuh
Selamat tinggal.
Lambaian.
Senyum.
Titik.
#sajak5hari: Satu minggu saja. Maaf, tolong, terima kasih. Amin. | V E R T
Hallo, saya berucap tanpa berizin.
Punah berkata maka baiknya bersuara.
Konstruksi kalimat berpatah menyimak yang berlihat.
Yang mendengar hanya sebuah jendela, burung dan mendung.
Hari Kedua
Selamat pagi, saya tersenyum lancip.
Mencoba mencairkan api-api beku di hati.
Menjamurkan satu yang akan kabur sebenarnya.
Mencoba apa daya tidak bertenaga dengan kalsium tak terpelihara.
Hari Ketiga
Selamat siang, saya berirama dengan bunda kuning.
Lihatlah arang yang sedikit tapi akan menjadi pasti.
Revolusi menjadi abu lembut, sembari menunggu nona angin.
Semoga akan menerbangkan pelan, lembut dan terharu menderu-deru.
Hari Keempat
Selamat sore, saya mencium aroma ilalang.
Sungai beserta rusa saling melompat berpetak umpet.
Sayang hanya sementara dramanya terjadi hingga menetes (lagi)
Baiknya melelapkan yang semestinya sebentar lagi nampaknya lenyap.
Hari Kelima
Selamat malam, saya gusar mengkelam.
Burung hantu diluar lanskap utara sana suram.
Semut hitam lelah terus menyapa yang sama kelam.
Langit, bintang, bulan menyapa dengan cibiran raungan malam.
Hari Keenam
Permisi tengah malam, saya ingin terus terbuka.
Banyak seruan tepat di angka 12 ini sampai saatnya layu.
Mempersiapkan semua yang nampaknya akan membutir-butir.
Hingga menutup kelopak ini, kamulah yang menjadi saksi saya memohon.
Hari Ketujuh
Selamat tinggal.
Lambaian.
Senyum.
Titik.
#sajak5hari: Satu minggu saja. Maaf, tolong, terima kasih. Amin. | V E R T
No comments:
Post a Comment