12.12.11

?

Ketika saya lahir, Yang Melihat, saya (katanya?) adalah manusia.
Lalu, manusia adalah apa?
Sebubuk tanah? Secair air mani?
Setulang rusuk? Sebongkah rancu dua kelamin?

Ketika saya hidup, Yang Melihat, saya (apakah?) memang hidup.
Lalu, hidup adalah apa?
Memang saya hidup?
Apakah kehidupan itu ada?

Ketika dunia terbentuk, Yang Melihat, saya (benarkah?) ada di dunia.
Lalu, dunia adalah apa?
Apa dunia itu ada?
Mungkinkah dunia itu ada di antara (yang mereka namakan) surga dan neraka?

Ketika universal hancur, Yang Melihat, saya (akankah?) mati.
Lalu, kematian itu apa?
Akankah reinkarnasi? Bisa jadi abosrsi?
Jadi setelah saya mati, saya akan bagaimana?

Ketika semua hancur, Yang Melihat, kamu (sepertinya ada?) dimana?
Lalu, kehancuran (seharusnya boleh?) dihancurkan oleh penghancuran personal?
Diizinkan bila saling menghancurkan yang (setidaknya?) terlihat selipat sudah hancur?
Atau, yang belum terlihat (sebenarnya sudah terlihat?)  itu sudah hancur berhambur?

Ini bukan sebuah distorsi abstraksi. Mencoba berbaur dengan yang tidak pantas dicumbu kabur. | V E R T

No comments:

Post a Comment