23.1.12

23

Bertemu kembali, masanya di angka 2 pada angka 23. Ingin merayakan namun nampaknya tidak sempat dan sepertinya memang tidak pantas untuk dijadikan keformalitasan hingga ajang ritual berulang. Saya menghela nafas, menguburnya dalam-dalam namun terhambur kembali. Ingin berair, tpi rasanya terlalu jalang.

(Kembali menghela nafas...)
Bagaimana bisa tuntutan selalu datang? Merunyamkan hingga semakin tersulam. Bahkan rumit semakin diimpit. Detak semakin menghentak. Oh, (Pencipta) kapan terakhir aku meminta sesuatu? Memohon sampai terus ingin menggapai yang terus dalam tangga dicapai?

Maaf, tolong, terima kasih, bila kamu memang dia-lah yang menciptakan keajaiban, ciptakanlah hari ini. Saya hanya meminta satu hari di tanggal ini. Selanjutnya, biarkan saya dan sebagian saya yang ciptakan keajaiban kasih setiap harinya. Penuhkanlah doa, harapan beserta keabstrakan yang tak terbentuk dalam hari-hari kami.
Agar kami terpicu, semakin banyak pertanyaan, semakin kami cerdas menjalani dan menjalankan hidup.

#30harimenulissuratcinta Hari #10 | V E R T

Lalu, sekarang, bisakah saya berkata, 'amin'?

No comments:

Post a Comment