Ini Desember di Juli. Berkabut salju di atas angkasa. Menanggah ke atas, memang sekali pun angin bertebaran di sana. Oksigen jauh tak nampak sesekali.
Kata-kata perbait kalimat sukar terjangkau ranah awam. Awan tak perlu mengerti. Awam tak perlu lari dari sastra yang mengairi imaji. Lambat-lamba prosa dicuri. Oleh pencuri yang mencuri arti
Kembali ke awan di Desember dalam Juli. Semua terasa abu. Sungai bintang tak nampak mewujudkan setengah auroranya. Di sini hanya tertulis tulisan yang menuliskan si penulis ialah monokrom jahat berkudis.
Sedikit saja rasi-rasi berkelip muncul. Penulis masih saja menanti Desember di Juli untuk berhenti. Kembali saja di Desember yang harusnya adalah Desember masehi sejati. Juli malang.
Di jendela, semua akan berlanjut. Telah diperiksa kembali. Ada awan, awam, Desember, Juli, monokrom, jendela, rasi, sungai, bintang, namun galaksi hilang. Entah.
Siapapun ialah kapanpun yang-sebenarnya-mampu menempatkan Desember dimanapun.
No comments:
Post a Comment