3.11.11

Labirin Bilur

Labirin egosentris persefektifnya mengundang gulana.
Pijakan satu titik alur tak beratur. Kemana harus diulang dalam mencari tujuan.
Reaksi fasis terjadi ketika dogma berbentur dengan firasat.
Perasaan retak dengan Agung akibat pematahan logika.
Apa yang menjadi angka satu kini dalam sisi tengahnya?
Tidak tertutup kemungkinan sang Zionis kini tak berupa.
Apakah labirin itu, menyesakkan yang kini dipijaki.
Tak ada kehampaan mempositifkan magnum magnetik realiginya.
Berangka nol kini simpulan akhirnya tak bercahaya.
Hey, alurnya ak bersenyawa, tak bernada, mungkin terlupa.
Lambat tanpa kepastian sampai tertukar dengan kepercayaan.
Labirin ini sesat, sesak, dan serak membakar dogma pada diri.
Persefektifnya hanya pandangan dengan kurang kondusif.
Jatuh dalam alunan roda memutar tanpa hilang arah.
Zionis berada dalam alur neraka, berserakah tidak ramah.
Fasisnya beradu dengan egosentris hingga hilang estetis.
Terekam sekarang dibalik jalan labirin tanpa bertemu ujung.
Bunuh sendiri tanpa dogma lagi dalam hati.
Rasakan akibat, pikirkan sebab sungguh bodohnya.
Itulah karma, Agung beraroma berkasih nyata sebenarnya.
Mati dalam labirin abstraktis hilang mengapung statis.

Hari ganjil di awal November, bosan sedang bersapa. | V E R T

No comments:

Post a Comment