31.10.12

Bercinta antara Kawanan Awan dan Nirmana

Nirmana menunjuk ilham keabsurdan yang terabsurd sekali untuk menuntun absurd. Berkeliling memusingkan agar tak berpaling untuk tidak memalingkan sesekali dari yang terpaling sekali pun.

Getaran-getaran itu kini bergetar menggetarkan indera penggetar raga. Merasuk pembuluh-pembuluh merah berarah, mengarahkan yang tidak ingin terarah. Oh, mungkin ialah sebutnya sebuah Nirvana beraroma surga semata.

Memejamkan dua pejaman hingga saatnya terpejam menikmati indahnya seni delusi. Warna-warni membuntuti yang mengilhami untuk sebuah apresiasi. Inilah nikmatnya kreasi berwajah dimabuk pelangi.



Ekspresi ambigu terlihat oleh malam dalam posisi tengah. Sebutnya dalam kegelapan menyulam auman awan-awan tipis. Sangat manis untuk mematikan perlahan kisah hidup yang terlihat dinamis.

Kawanan awan yang membawa artian mengawang bak melayang dalam rupawan layangan. Oksigen tak mampu menyapa, mendukung dan dermawan memberikan kasihnya dalam situasi duniawi ini.

Mencumbu gumpalan bergelombang karbondioksida dan pelangi Nirmana.

No comments:

Post a Comment